Setelah lama
mengidam-idamkan ingin mencapai puncak rinjani di pulau Lombok yang terkenal
dengan nama “Gunung nya Dewi Anjani” akhirnya tercapai juga pada bulan april
2014 ini. Tentu ini menjadi pengalaman yang menakjubkan bagi saya, oleh karena
itu saya ingin membuat catatan kecil dalam perjalanan saya mencapai puncak
rinjani ini.
Awal cerita saya
memiliki keinginan berencana untuk pergi mendaki ke gunung rinjani, dengan
keinginan itu saya pun mengajak teman2 dari berbagai daerah untuk ikut
berkolaborasi meraih puncak dewi anjani ini. Dan usaha saya pun membuahkan
hasil, setelah saya mengajak teman2, beberapa dari mereka pun tertarik akan
ajakan saya, dan terharunya lagi ajakan saya pas dengan jadwal mereka karena
sebagian besar dari teman-teman saya sudah bekerja. Terkumpul 6 org yang siap
berangkat. Ini menjadi nilai plus bagi saya karena mereka pun sangat antusias
dalam petualangan ke gunung Rinjani yang merupakan gunung idaman para pendaki.
Jelas saya
menanti-nantikan keberangkatan ini. Teman-teman saya tidak semua dari jogja,
mereka dari berbagai daerah di Indonesia, ada yang dari Jakarta, Solo,
Pekalongan, dan Bandung, namun semuanya berkumpul di Jogja. Kita sepakat
berangkat ke Lombok di mulai dari Jogja. Jogja dan rinjani memang Istimewa ya mereka menyatukan kami dari berbagai daerah untuk meraih 1 tujuan yaitu puncak dewi anjani hehe
Setelah kesepakatan di
dapat kami memutuskan untuk berangkat menggunakan jalur darat. Waktu itu kita
berangkat dari jogja menuju banyuwangi tanggal 22 april 2014 pagi dengan
menggunakan kereta. Perjalanan menggunakan kereta selama kurang lebih 13 jam
perjalanan, sungguh panjang dan cukup menguras tenaga hehe. Sampailah kami di
stasiun banyuwangi baru, setelah keluar stasiun perut pun terasa lapar, tak
pikir panjang lagi kita pun langsung menghampiri bapak-bapak penjual nasi di
depan stasiun. Bapak itu menjual nasi bungkus dari daun pisang dia berjualan
dengan menggunakan motor. Ntah apa nama nasi nya itu, namun terasa nikmat kawan…
istirahat sejenak di stasiun banyuwangi baru
Sekitar kurang lebih 1
jam setelah beristirahat dan makan, kami melanjutkan perjalanan menuju
pelabuhan ketapang untuk menyebrang ke pelabuhan gilimanuk Bali. Kami langsung
memesan tiket kapal ferry dengan harga Rp.6.500 per orang untuk menyebrang. Kurang
lebih 45 menit waktu perjalanan menyebrang menggunakan kapal ferry tersebut.
Memasuki tanggal 23
april 2014 Sampailah kami di pulau dewata, walaupun sekedar transit, setidaknya
kami sudah menginjakan kaki di pulau Dewata tersebut haha… perjalanan pun kami
lanjutkan, setelah melewati pemeriksaan KTP kami menuju terminal gilimanuk yang
tak jauh dari pemeriksaan KTP itu. Di terminal gilimanuk kami bertemu 2 orang
pendaki dari bandung, kami pun saling menyapa dan akhitrnya kita sepakat
bersama-sama untuk mendaki bareng, hehe teman baru, keluarga baru J
dan Sejenak kami beristirahat sembari tawar menawar harga untuk mendapatkan
harga yang pas hingga tancap gasss!!! Hehehe
Tawar menawar bus pun
memperoleh hasil, setelah kedua belah pihak antara kami dan supir bus menemukan
jalan terang kami lekas memasukan barang dan tas kami ke dalam bus. Kami menaiki
bus jurusan gilimanuk – ubung – padangbai. Dan tujuan kami jelas menuju
pelabuhan padangbai. Pesan buat teman-teman hati-hati terhadap calo yang
menaikan harga terlalu tinggi, kita juga harus memperkirakan harga sesuai
tujuan, sebelum melakukan perjalanan alangkah baiknya bertanya pada teman atau
browsing.
Perjalanan dari
gilimanuk menuju padangbai memakan waktu sekitar 5-6 jam perjalanan, selama
perjalanan terlihat dari wajah teman-teman yang tampak kelelahah, begitupula
saya hehe, setelah melewati perjalanan panjang menggunakan kereta dan ferry dan
akhirnya kami semua pun terlelap di bus selama perjalanan menuju padangbai.
Tak terasa perjalanan
ini dari terang kembali ke terang. Di padangbai sudah menunjukan pukul 04.30
wita dan langit pun sudah berubah menjadi terang. Setelah selesai melaksanakan
sholat subuh dan makan kami bergegas membeli tiket kapal dengan harga Rp.
40.000 per orang untuk melanjutkan perjalanan ke pelabuhan lembar pulau Lombok.
Lagi- lagi waktu tempuh perjalanan menggunakan kapal ferry dari padangbai ke
lembar memakan waktu yang lumayan panjang, sekitar 3 jam kami terombang-ambing
di selat antara pulau bali dan Lombok.. hehehe
Pelabuhan Padangbai Bali
Setelah melewati laut
itu, tibalah kami di pulau Lombok tepatnya pelabuhan lembar. Setibanya kami di
lembar ada dari salah satu teman yang biasa di panggil emak beliau memiliki teman di Lombok, temannya si emak ini adalah mbah Yudi. dan langsung
saja beliau menghubungi mbah Yudi tersebut. Awalnya kami ingin langsung menuju ke
aikmel dan melanjutkan ke desa sembalun tempat start pendakian, namun Setelah diberikan
arahan untuk melanjutkan kerumah nya, kami pun langsung bergegas menawar
angkutan carter agar bisa sampai dirumah nya mbah yudi itu agar
dapat merebahkan badan dan membasahkan badan yang penuh dengan kelelahan haha.
Lokasi rumahnya mbah Yudi di daerah terara Lombok, waktu tempuh dari pelabuhan ke terara memakan waktu
kurang lebih 2 jam. Sempat kelewatan karena maklum baru pertama kali ke Lombok jadi
wajar lah nyasar dikit hehe. Dan setibanya kami dirumah mbah Yudi, kami di sambut
langsung dengan si mbah kami pun saling berjabat tangan. alhamdulillah dapat beristirahat
sejenak sambil sedikit bercerita dan mempersiapkan kekurangan perlengkapan yang
akan dibawa. Desa terera ini masih lumayan jauh dari sembalun tempat
pendakian/basecamp dan desa ini sudah ramai dengan penghuni baik itu pasar dll,
jadi kami memutuskan untuk membeli perlengkapan baik itu logistik dll di sini.
rumah mbah Yudi di Terara lombok
Ada sekitar 3 jam kami
beristirahat, makan, dan mandi kami melanjutkan kembali ke sembalun tempat
salah satu teman emak yang kebetulan juga sebagai EO pendakian Rinjani yang biasa di panggil bang wawan/bang cepi. Ternyata si emak jam terbangnya sangat tinggi, temannya se-nusantara hehe. Alhamdulillah perjalanan
kami pun terasa lebih mudah berkat adanya teman si emak kami hehe
Perjalanan dari terara
ke sembalun memakan waktu kurang lebih 2 jam dengan jalur naik turun dan
berbelok. Selama perjalanan kami menyempatkan diri mampir di puncak sembalun
untuk sekedar berfoto foto hehe.. Desa sembalun sudah dalam ketinggian kurang lebih sekitar
1600mdpl, jadi wajar jika desa tersebut terasa dingin. desa sembalun ini juga terbilang ramai, sudah ada sekolah, kantor kepala desa, puskesmas serta ladang bertani dan berkebun warga. tak lupa sinyal hp juga ada loh disini hehe.
puncak desa sembalun
Sesampainya di desa
sembalun kami mencari rumah bang wawan, tak lama mencari berjumpalah kami
dengan bang wawan yang sekaligus rumahnya biasa dijadikan basecamp untuk para
pendaki, kami tiba di rumah bang wawan sudah malam jadi kami memutuskan untuk
mendaki besok nya pagi hari tgl 24 april 2014. Setelah makan dan sebagainya
kami juga memutuskan membawa 1 porter untuk meringankan beban bawaan kami. Setelah
sepakat kami beristirahat untuk mengisi tenaga dari agar dapat melanjutkan
petualangan kami yang selanjutnya di pagi hari. Perjalanan panjang dari jogja –
Lombok telah kami lalui dan saatnya kami beristirahat J
Rumah bang Wawan/cepi di Sembalun tempat kami beristirahat
Fajar telah datang,
terang pun tiba dan semangat pun membara hehehe, kami ber 9 ditambah 1 nya
tentu saja bang wawan. perjalanan pun dimulai menuju pos pendaftaran, setelah semuanya selesai dan dipersiapkan
dan kami pun siap memulai pendakian gunung rinjani. Tepat pukul 7 pagi tgl 24
april 2014 kami mulai pendakian kami. Dimulai dari pos pendaftaran menuju ke
pos 1, waktu yang kami tempuh dari tempat pendaftaran menuju pos 1 memakan
waktu sekitar 2 jam, dengan jalur landai melewati ladang warga, kalimati, hutan
dan memasuki sabana. Di pos 1 kami menyempatkan diri beristirahat, karena cuaca
saat itu sangat panas sehingga sangat menguras tenaga kami.
menuju pos pendaftaran dan jalur pendakian dari rumah bang cepi
Sekitar 30 menit kami
beristirahat di pos 1, kami pun melanjutkan ke pos 2, dari pos 1 terlihat
bagunan pos dua, gak begitu jauh dan trek pun masih terbilang landai, dari pos
1 ke pos 2 memakan waktu 45 menit dengan pemandangan sabana yang terbentang
luas ditambah teriknya sinar matahari, haaauuuusss gaaaan… hahaha
pos 1 dan pemandangannya
Di perjalanan menuju
pos 2 kita ketemu rombongan cewek2 dari korea loh, untung aja kita gak jadi boy
band disana hehehe, dan selama perjalanan yg di jumpai hanya pendaki dari luar
jarang sekali bertemu pendaki dari lokal terkecuali porter dan guide, entah
mengapa L
pemandangan selama menuju ke pos 2
Sampai di pos 2 kami
juga beristirahat lumayan lama juga hehe, ya karena perut juga sudah terasa
lapar, di setiap pos gunung rinjani ini sudah ada selternya jadi bisa buat
berteduh hehe. Setelah minum, ngemil dan mesen pizza hahaha, kami melanjutkan
pendakian ke pos 3, pos makan !!! kenapa makan, nah kebanyakan para pendaki di
pos 3 ini tempat transit makan buat ngisi tenaga karena trek setelah pos 3 ini
adalah bukit penyesalan yang buat nyeselin deh hehehe jadi sebelum semakin
nyesel jadi banyak deh yang makan di pos 3 selain itu di pos 3 juga terdapat
sumber air jadi memudahkan kita buat masak-maksakan. Perjalanan ke pos 3 dari
pos 2 memakan waktu 1-2 jam dengan pemandangan
masih sabana. Di pos 3 sudah banyak terlihat monyet-monyet liat, jd hati-hati
sama makanan dan barang bawaan kalian yes kawan.
Di pos 3 kami lebih
lama lagi beristirahat karena sekalian masak dan makan, dan sesampainya di pos
3 ini cuaca juga sudah mulai berkabut dan juga hujan, jadi selalu safety yes
jika ingin melanjutkan perjalanan ke plawangan (area camp).
pos 2 sembalun
pemandangan menuju pos 3
pemandangan menuju pos 3
suasana pos 3
pendaki dari korea hehehe
Setelah makan, sholat
dan mempersiapkan yang lainnya kami melanjutkan perjalanan ke plawangan agar
bisa mendirikan tenda disana, namun didalam perjalanan hujan pun turun, kami
pun memakai perlengkapan hujan yaitu mantel/ jas hujan. Hujan turun lumayan lama
selama perjalanan menuju plawangan hujan tak kunjung berhenti sehingga membuat
langkah kami semakin berat tengan trek yang terus nanjak dan terjal. Alhasil perjalanan
kami dari pos 3 ke plawangan memakan waktu lama sekitar 5-6 jam. Jalan menuju
pelawangan sudah mulai memasuki jalur akar, hutan namun gak begitu lebat dan
trek nya yg nanjak terus tanpa landai hehe.
Akhirnya pendakian
hujan-hujanan kami pun terlewatkan, tibanya di plawangan sudah hampir gelap dan
tenda sudah berdiri, karena kami membawa 1 porter hehe… kami pun bergegas
mengganti baju kami yang basah, lalu masak buat makan malam. Sungguh trek yang
melelahkan hehe. Ya namanya juga mendaki pasti lelah ya hehehe…
tempat kami mendirikan tenda dan pemandangannya
Jam demi jam pun
berjalan, kami pun beristirahat, karena pendakian belum selesai sampai di sini,
masih ada jalur yang menanti di pagi buta. Ya, summit attack yang kami sepakati
pukul 2.00 pagi tgl 25 april 2014 !!! setelah memasang alaram, kami
beristirahat dan kembali terjaga pukul 1.00 teng. Langsung saja kami membuat
minuman hangat dan memasak makanan instan untuk mengisi tenaga kami mencapai
puncak. Tepat pukul 2.00 pagi kami pun melanjutkan perjuangan kami meraih
puncak dewi anjani.
Setelah semua
dipersiapkan, perjalanan pun di mulai, dengan menggunakan senter, jaket, sarung
tangan, sepatu dan tak lupa 1 orang 1 botol air minum, karena trek ini sangat
menguras tenaga. Perjalanan dari plawangan tempat kami mendirikan tenda ke
puncak memakan waktu sekitar 4 -5 jam. Langkah demi langkah, semakin pagi pun
suhu semakin dingin, belum lagi masih terasa ngantuk, namun itu tidak menjadi
halangan, kami tetap berjuang demi meraih dan menginjakkan kaki di puncak
Rinjani. Jalur menuju puncak terbilang gak mudah, karena berpasir sehingga
langkah pun terasa berat, dari ronmbongan kami juga mulai terasa kelelahan,
trek yang begitu panjang hampir membuat kami putus asa, namun kami saling
mensupport, kami terus melangkah walaupun terasa berat. Mungkin di antara
pendaki-pendaki lain kami yang paling lama mencapai puncak, namum kami tidak
mempermasalahkan itu, yang terpenting semangat dari kami mencapai puncak
tersebut. Yang sangat terharu salah satu dari rombongan saya yaitu si mak, yang
kami anggap emak kami. Beliau sudah berumur sudah sekitar 50 tahun, namun
semangat dan tekatnya beliau tak kalah layaknya anak muda beliau mampu mencapai
puncak walaupun membutuhkan waktu lama. Tekat dan semangatnya membuat kami
bangga, beliau adalah pahlawan! Beliau adalah kartini Indonesia! Dan kami pun
saling berjabat tangan, saling memberikan selamat karena mampu mencapai puncak
yang bisa di bilang tidak mudah itu, kami bangga menjadi bagian dari Indonesia,
Indonesia sangat Luar Biasa indah. Kami sangat bahagia bisa berada di salah
satu pasak bumi yang indah ini, Terimakasih Tuhan, terimakasih semuanya. Kalian
luar biasa!!!
trek menuju puncak serta pamandangannya
saat berada di puncak rinjani
Lumayan lama kami
berada di puncak, setelah kembali mengisi tenaga dan berfoto-foto kami kembali
menuju camp, banyak dari kami merasa begitu kelelahan sehingga kami berada di
plawangan selama 2 malam untuk kembali mengumpulkan tenaga kami, karena cuaca
yang masih belum stabil, kami memutuskan tidak turun ke segar anak, namun 2 dari
rombongan kami tetap melanjutkan ke segera anak dan kami menunggu mereka di
plawangan, 2 malam berada di plawangan membuat logistik semakin menipis namun
cukup selama kami berada di plawangan. Semalam sudah terlewati dan teman kami
dari segar anak pun kembali ke plawangan dengan selamat, namun kami menabah
semalam lagi di plawangan. Mereka yang dari plawangan banyak bercerita kami pun
saling bercanda dan bercerita hingga bermain kartu remi, oya teman kami 2 org yang dari segar anak itu
membawa ikan loh, mereka berhasil mancing dan mendapakan ikan sebanyak 12 ekor, Alhamdulillah
makan ikan hehehe sungguh nikmat hehe…
sedikit pemberitahuan, kami berada di pelawangan selama 3 malam, dan mungkin karena kami ikut terlarut sama suasana dan kebersamaan kami disana, selama 3 malam itu pula kami di tegur oleh tetangga yang berada sekitaran tenda kami, bagaimana tidak diantara banyaknya tenda disana hanya tenda kami yang terlihat hidup, penuh canda dan tawa hehe.. tak heran orang-orang di sekitaran tenda kami meminta untuk mengecilkan suara dikarenakan mereka yang akan summit perlu beristirahat untuk melanjutkan perjalanan mereka menuju puncak hehehe
sedikit pemberitahuan, kami berada di pelawangan selama 3 malam, dan mungkin karena kami ikut terlarut sama suasana dan kebersamaan kami disana, selama 3 malam itu pula kami di tegur oleh tetangga yang berada sekitaran tenda kami, bagaimana tidak diantara banyaknya tenda disana hanya tenda kami yang terlihat hidup, penuh canda dan tawa hehe.. tak heran orang-orang di sekitaran tenda kami meminta untuk mengecilkan suara dikarenakan mereka yang akan summit perlu beristirahat untuk melanjutkan perjalanan mereka menuju puncak hehehe
Malam kedua pun
terlewati di plawangan, dan kami berkemas untuk turun menuju basecamp, kami
tidak jadi turun melewati jalur senaru karena ada diantara dari rombongan kami
yang tidak kuat dan terhalang juga oleh waktu sehingga kami pun memutuskan
untuk tetap turun melewati jalur sembalun. Selama perjalanan turun Alhamdulillah
kami tetap sehat, cuma sedikit kelelahan karena kami sudah kehabisan logistik. Pos
demi pos kami lewati, dan sampailah kami di pos 2, pada saat di pos 2 kami
benar2 sudah hampir kehabisan tenaga, dan beruntung ada seorang porter yang memberi
kami seplastik nasi mateng, masih hangat, langsung saja kami memakannya karena
sudah begitu lapar, tanpa lama2 kami mengambil sisa bumbu nasi goreng dan
langsung mencampurkannya ke nasi yang masih hangat tersebut, walau tanpa
digoreng, namun terasa begitu nikmat, wajar saja karena kami semua sudah sangat
lapar hehe, tak sebatas nasi saja, kami pun mencari sisa-sisa buah nanas yang
masih segar, sungguh segar buah itu walaupun
sekedar sisa sisa. Setelah tenaga dan energi kembali terkumpul, kami
melanjutkan jalan menuju basecamp dan kami pun akhirnya sampai dengan selamat
di basecamp. Alhamdulillah petualangan kali ini begitu berkesan bagi saya,
memberikan pengalaman yang luar biasa walau kami semua merasa lelah namun kita
semua dibalut rasa bahagia diiringi canda dan tawa J
Pesan saya tolong jaga
kebersihan di gunung, minimal kita bisa membawa sampah kita sendiri turun ke
bawah, karena saya lihat di rinjani sudah penuh dengan sampah yang berserakan.
Disini aku melihat dunia baru
disini aku merasakan tetesan air
disini aku merasakan panas nya mentari
disini aku berbagi
disini aku berjuang
disini aku berada di bawah hamparan langit dan bintang
disini aku bermain dengan kabutnya awan
disini aku merenung
disini aku menjaga
disini aku merindukan kebahagiaan
Disini, Di Ketinggian, Diatas Awan
0 komentar:
Posting Komentar