Melihat sosok gunung semeru dengan puncaknya yang bernama
Mahameru merupakan salah satu kegagahan yang dimiliki negeri kita Indonesia.
Tegak berdiri menjadi pasak bumi. Memberikan semangat dan harapan. Puncak
tertinggi pulau jawa yang menghadirkan kharismatik tersendiri. Tak heran semeru
menjadi gunung idola hingga saat ini.
Mendengar kata Semeru dan Mahameru sepertinya sudah tidak
asing lagi khususnya bagi para pendaki maupun pencinta alam yang berada di
Indonesia. Gunung ini memiliki kharismatik sehingga layak mejabat sebagai
jendral di antara gunung-gunung di pulau jawa. Dengan memiliki ketinggian 3676
mdpl, atap pulau jawa memiliki julukan lain yaitu puncaknya para dewa katanya.
Merasakan dingin dibalik kegagahan gunung semeru membuat jiwa
ini bersemangat untuk mencicipi jalan setapak penuh cerita dibalik langkah
kaki. Jauh dari kata sandiwara, jauh dari kata menyerah. Kepalan tangan
berjuang meraih tujuan.
Itulah Semeru, gunung yang berdiri kokoh dibawah dinding
langit, kami menyampaikan salam kepada Jendral Mahameru. Dengan semangat dan
tekat juang kami mampu berdiri di puncak mahameru beralaskan tanah pasir di
bawah terik matahari, memandang lekat langit biru yang dibalut gelombang awan putih.
Luar biasa !
Jumat, 13 September 2013. Perjalanan menyusuri jalan setapak
semeru di mulai. Rombongan dari kelompok kami waktu itu berjumlah 13 orang. Berhubung
hari jumat kami memulai perjalanan setelah ibadah sholat jumat. Cuaca pada hari
itu tidak begitu panas, tepatnya di ranupani, hawa yang dingin membuat kami
terus melakukan aktifitas. Sebelum memulai pendakian, saya dan teman-teman
melihat kembali peralatan pendakian, logistik, serta obat-obatan agar pendakian
ini sukses tanpa terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Makan, jangan lupa
untuk menambah energi tubuh kita sebelum melakukan pendakian, karena jelas
mendaki sangat banyak memerlukan asupan energi. Setelah kami rasa semua siap, kami pun berdoa
agar perjalanan ini menjadi menyenangkan dan memberikan banyak pelajaran baru,
serta selamat sampai tujuan hingga kembali pulang.
Oke perjalanan pun dimulai, sekitar pukul 14.00 kami mulai
beranjak dari ranupani. Diawal yang penuh semangat sambil melihat-liat
pemandangan yang segar terus mengantarkan kami ke pos demi pos, memang
perjalanan ini memakan waktu yang tidak singkat dan sangat menguras tenaga,
namun kami telah mempersiapkan itu baik jasmani dan rohani sehingga kami tidak
berputus asa, perlahan kami terus berjalan J
Jalur pendakian semeru ini sudah sangat jelas, di setiap pos
maupun daerah-daerah peristirahatan sesekali kita akan melihat jalur peta
gunung semeru yang berisi jarak antara pos ke pos hingga ke puncak, jadi
diharapkan untuk tidak terkejut melihat peta tersebut hehehe… perjalanan kami
dari rauupani menuju pos 1 memakan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan, selama
menuju pos 1 kami banyak beristirahat karena antara jantung sama nafas belum
singkron, maklum kurang pemanasan hehe, alhasil kami pun jalan dengan santai.
Di pos 1 kami beristirahat, meneguk air yang terasa amat
segar membasahi tenggorokan dan sambil bercerita sedikit sembari membenarkan
detak jantung dan menghela nafas. Tak lama setelah itu kami melanjutkan
perjalanan menuju pos 2. Kembali dengan energi yang terkumpul dari pos 1 kami
memulai lagi perjalanan ini. Lagi-lagi diawal perjalanan kami begitu cepat
namun lama kelamaan lelah menghampiri hehe dan kembali kami menurunkan tempo pendakian.
Jalur menuju ke ranu kumbolo dari pos 1 terbilang normal, tidak begitu nanjak
namun memutar, sama aja intinya capek hahaha
Jalan menuju pos 2 dari pos 1 kurang lebih memakan waktu 1
jam perjalanan, dengan jalur yang menyusuri lereng bukit. Karena kami memulai
pendakian jam 2 siang maka cuaca juga tidak terlalu panas, namun tetap menguras
energi, dan selama perjalanan kami menyediakan cemilan untuk tetap menjaga energy
dan stamina kami. Sedikit demi sedikit kami berjalan, rombongan pun sudah mulai
terpisah, sehingga kami membentuk kelompok-kelompok tapi itupun sesuai
kesepakatan teman-teman. Walaupun tidak bersama 13 tp disetiap pos kami saling
berkumpul hingga menjadi 13 kembali.
Setibanya di pos 2, lalu kami beristirahat untuk kembali
mengumpulkan energi sambil menunggu teman-teman berkumpul kembali. Istimewanya
di pos 2 terkadang kita mendapatkan sinyal dan sesekali kami juga melihat ada
yang telponan maupun smsan, ngeksis di gunung gak masalah kan ya selama tidak
menyalahi aturan hehehe
Setelah semuanya berkumpul kami melanjutkan perjalanan
menuju pos 3, dan masih dengan kesepakatan yang tadi, kami membentuk
kelompok-kelompok kecil namun hal tersebut tidak menjadi masalah. Intinya kita
setenda dan makan bersama J
Jalur menuju pos 3 masih sama seperti pos 1 dan 2, masih
mengintari lereng bukit, waktu tempuh menu pos 3 juga memakan waktu kurang
lebih 1 jam perjalanan. Walaupun kami terpisah-pisah kami tetap menikmati
perjalanan, kami tetap saling berkoordinasi dan saling menjaga stamina. Selama perjalanan
kami juga selalu beristirahat, selalu memotivasi, menyempatkan diri untuk
berfoto dan bercanda agar tidak merasa begitu lelah. Disetiap pos semeru sudah
memiliki selter-selter jadi bisa buat berteduh.
Di pos 3 pun sama kami beristirahat menunggu teman-teman
berkumpul semua. Nah di pos ini kita akan melihat tanjakan berdebu yang lumayan
tingkat kemiringannya namun tidak begitu panjang, ya tapi sukseslah tanjakan
ini membuat kami lelah hehe. Perjalanan dari pos 3 ke ranu kumbolo sekitar
kurang lebih 1jam. Akan tetapi sesampainya di ranu kumbolo kita akan dimanjakan
panorama danau di atas awan nan menawan dan damai. Ranu kumbolo yang selalu
membuat rindu, ingin dan ingin kembali.
Sampailah kami di ranu kumbolo, waktu menunjukan sekitar
pukul 17.00, setelah menunggu teman-teman berkumpul di pos 4 ranu kumbolo, kami
menyempatkan diri untuk berfoto, dari foto saja sudah indah apalagi melihat
langsung, rasanya damai banget dah hehe. Setelah puas berfoto kami pun mencari
lokasi camp untuk mendirikan tenda. Kami memilih mendirikan tenda di depan
tanjakan cinta agar dapat melihat sunrise pagi. Sungguh nyata keindahan ini
kawan J
Setelah kami mendirikan tenda, kami menyiapkan logistik kami
untuk memulai masak, dan inilah yang ditunggu-tunggu karena terlihat dari wajah
teman-teman yang merasa kelaparan, begitu pula saya hehe. Suasana di ranu
kumbolo pada saat itu terbilang ramai, karena tampak di area ranu kumbolo penuh
dengan para pendaki-pendaki lain dari berbagai daerah. Suasana malam diranu
kumbolo pada malam itu pun hidup, belum lagi bintang-bintang menghiasi gelap
malam, dan di temani dingin yang begitu setia J
Canda tawa pun tak terelakan lagi, sembari menunggu masakan
selesai kami bercerita, membentuk lingkaran yang ditengahnya kompor untuk
memasak agar tetap merasa hangat, karena pada malam itu begitu dingin, tapi
tetap saja kami larut dalam suasana pada malam itu, kami saling bertukar cerita,
makan bersama dan akhirnya istirahat agar dapat melanjutkan perjalanan di esok
hari menuju kalimati area camp ke dua kita :D
Hari berikutnya sabtu 14 september 2013, kami terbangun dari
peristirahatan dan melihat sang fajar timbul dari selah-selah bukit, namun
kabut pagi itu masih terbilang tebal, pagi yang begitu dingin namun semua
panorama sekitar danau membuat kami bersahabat dengan dingin, hehehe asik kami
berfoto-foto dan menikmati segarnya pagi tak terasa perut mulai terasa lapar,
dan mulailah kami mempersiapkan logistik untuk dimasak sebelum melanjutkan
perjalanan.
Pagi itu kami memasak sayuran hingga bubur kacang ijo, wah
bisa dibilang 4 sehat 5 kenyang sudah hahaha… tetangga sebelah pun melirik
sayuran kami, jelas sayuran yang kami bawa masih terlihat segar, basa-basi pun
dimulai, tetangga sebelah kami mengajak barteran sayur vs sosis haha, dia pun
bertanya panen sayur dimana mas, sentak kami menjawab di belakang tenda mbak
haha tawa pun pecah saat itu, kami pun menawarkan sayuran ke tetangga sebelah
tersebut, dan ia pun menawarkan sosis, jadi barteran pun terjadi. Itulah salah
satu kesan yang melekat dalam pendakian, sesama pendaki saling sapa menyapa,
saling berbagi, jauh dari kata angkuh.
Mulailah kami memasak, masakan pagi itu sungguh nikmat, Alhamdulillah.
Setelah makan bersama selesan, kami bersantai sejenak menikmati udara dan
matahari pagi serta lenskep danau yang terbentang di hadapan kami, begitu damai
ranu kumbolo sayang J
Sekitar jam 10 pagi kami mulai berkemas mempersiapkan
kembali semua peralatan kami untuk melanjutkan perjalanan menuju kalimati. Sekitar
pukul 11 siang setelah semua perlengkapan kami kemas, kami pun melanjutkan
pendakian ini. Tepat di depan kami terpampang sebuah tanjakan yang bernama tanjakan
cinta, tanpa berlama-lama lagi kami pun mulai menyusuri tanjakan tersebut. Disini
kami berfikir realistis bahwa jodoh itu di tangan Tuhan. Jadi kami tidak
terlalu antusias melewati tanjakan cinta yang mitosnya tidak boleh menoleh
belakang serta berhenti akan mendapatkan jodoh. Namun pada kenyataannya
beberapa kali kami berhenti selama menanjak tanjakan tersebut, maklum
tanjakannya memiliki tingkat kemiringan yang lumayan miring belum lagi panas
terik matahari, gagal sudah melewati tanjakan tersebut tanpa berhenti hahaha
Akhirnya sampailah di puncak! Puncaknya tanjakan cinta. Disana
kami berteduh sambil melihat danau yang terbentang, lagi lagi pemandangan yang
luar biasa. Tidak hanya panorama danau, setelah melewati tanjakan cinta kita
juga akan melihat lapangan luas yang disebut oro-oro ombo, namun saying pada
saat itu belum mekar sehingga terlihat gersang namun tetap menakjubkan. Oro-oro
ombo itu begitu luas, seluas lapangan sepak bola mungkin lebih. Jalan lah kami
menyusuri oro-oro tersebut di bawah panas terik matahari. Sesampai di tempat
yang rindang tegukan air pun membasahi tenggorokan kami yang terasa amat
kering. Setelah itu kami pun terus melanjutkan perjalanan.
Waktu tempuh dari ranu kumbolo ke kalimati sekitar kurang
lebi 3-4 jam dan itu kami lalui mungkin lebih hehe. Jalur selama menuju
kalimati begitu bervariasi, dari padang rumput, hutan hingga tanjakan dengan
pinggiran jurang pun ada. Selama perjalanan pemandangan di sekitar pun indah,
jadi tak perlu terburu-buru, nikmatin saja perjalanan ini hehe.
Di kalimati merupakan lahan pasir dan hutan mati, namun
ditempat ini menjadi salah satu area camp untuk beristirahat sebelum
melanjutkan misi summit attack. Tempat ini menurut saya eksotis karena dengan
karakternya tersebut memberikan pandangan yang menarik. Disini juga terlihat
ramai oleh pendaki lain yang ingin muncak. Dan setibanya di kalimati, kami
langsung mencari lahan untuk mendirikan kembali tenda kami, waktu saat itu
menunjukan sekitar pukul setengah 4 sore, dan setelah mendirikan tenda kami
beristirahat meluruskan badan dari lelah yang telah kami rasakan. Setelah puas
beristirahat, kami mengambil air untuk persediaan masak dan pendakian kami
menuju puncak. Disini kita harus benar-benar mempersiapkan air. Dan memang yang
namanya pendakian kita harus benar-benar dapat memperhitungkan air untuk bekal kita
minum. Setelah mengambil air dari sumber mani yang berjarak sekitar 45 menit
dari kali mati, kami mempersiapkan bahan untuk kembali memasak, kita mulai
masak setelah maghrib dan setelah itu kembali melanjutkan istirahat, karena
kita akan memulai misi summit attack jam 1 malam.
Minggu 15 september 2013. Dingin, itulah yang kami rasakan saat malam menjelang pagi,
tapi kami tidak megeluh. Setelah bangun dari istirahat pada malam itu sekitar
pulul 12.30 malam, kami bergegas membuat sarapan seadanya dan mempersiapkan air
dan cemilan untuk di bawa. Suhu pada malam itu begitu dingin sehingga kami
memakai jaket agar dapat mengurangi tingkat kedinginan tersebut.
Summit attack pun dimulai pukul 02.00 dini hari, dengan
cuaca dingin kami terus berjalan, menggunakan penerangan headlamp untuk
menerangi langkah setapak kami. Sebelum mencapai batas vegetasi, kita akan
melewati arcopodo, arcopodo juga merupakan salah satu area camp, tapi jarang
sekali yang ngecamp disini karena trek dari kalimati ke arcopodo sudah nanjak
dan sangat menguras tenaga jika membawa beban yang berat. Selama menyusuri
jalur tiba-tiba salah satu teman kami mengalami mimisan dari hidungnya, kami
pun memutuskan untuk beristirahat. Penyebab mimisan tersebut menurut dia
disebabkan oleh suhu yang dingin, jelas saja si ketinggian seperti itu tentu
dingin apalagi di tengah malam dan juga kadar oksigen semakin menipis, sehingga
perlu sekali menjaga stamina. Setelah beberapa menit beristirahat perjalanan
pun di lanjutkan, tanjakan demi tanjakan kami lewati, jalur yang agak berdebu
juga menjadi salah satu penghambat, namun kami terus melangkah.
Yang saya dan teman-teman heran selama pendakian menuju
arcopodo kami bertemu dengan salah satu pendaki, dia sendirian dan tertidur
pulas di sebuah dataran kecil. Gak bisa dibayangkan di malam yang gelap seperti
itu dia tidur sendiri, itu mungkin karena ia merasa kelelahan. Serasa kami
orang itu aman berada disana kamipun melanjutkan pendakian. Dan sesampainya
kami di arcopodo kami melihat beberapa tenda. Dan kami lagi-lagi berjumpa
dengan salah satu pendaki yang ingin turun menuju kalimati, terlihat ia begitu
kelelahan dan meminta sedikit air, kami pun memberikannya air. Setelah sedikit
bercerita dengan orang itu kami melanjutkan lagi perjalanan menuju cemoro
tunggal, batas vegetasi gunung semeru.
Dari sana kami melihat senter-senter para pendaki yang ingin
muncak, dan juga kami berpapasan dengan orang yang kembali turun karena
kehabisan air sehingga mereka memutuskan kembali turun. Memang masalah yang
dihadapi ketika sampai di batas vegetasi ini kita merasakan ngantuk, capek,
lapar, haus dan dingin. trek menuju puncak sudah berpasir membuat langkah
semakin berat. Tidak hanya pendaki lain kami pun merasakan hal yang sama, tak
heran kami menemukan orang yang beristirahat di jalur bahkan ada yang tertidur,
tetapi kami bangunkan karena sangat berbahaya tidur di jalur berpasir yang
curam itu.
Semakin pagi semakin dingin, hingga akhirnya matahari pun
terbit, dan kami pun menikmati suasana sunrise selama pendakian menuju puncak. selama di trek berpasir kami banyak kehabisan tenaga, minuman kami pun
semakin menipis sedangkan orang juga banyak yang meminta minuman kepada kami,
karena tidak tega kami pun memberikannya. Begitu pula dengan kami yang begitu
kelelahan dan merasa lapar sehingga membuat kami tertidur di jalur, akan tetapi
kami berusaha untuk tetap terjaga dan membangunkan teman-teman yang tertidur. Hampir
memakan waktu 6-7 jam pendakian dari kalimati menuju puncak, begitupula medan
yang dibilang tidak mudah sungguh menguras tenaga. Sedikit demi sedikit kami
berjalan dan akhirnya sampai di puncak sekitar pukul 08.30 pagi.
Sungguh pendakian
yang melelahkan akan tetapi terbayarkan, sesampainya di puncak kami pun menghampiri pendaki lain untuk
meminta sedikit air, karena air kami pun diminta para pendaki lain saat
perjalanan tadi. Tenggorokan pun kembali segar dan semangat pun datang lagi,
tampak ramai para pendaki lain yang berada di puncak tersebut. Kami pun
beristirahat mengumpulkan kembali sisa-sisa tenaga dan setelah itu berfoto
bersama.
Perjuangan kami menuju puncak melalui proses yang tidak bisa di bilang mudah, namun dengan tekat dan semangat yang kuat kami berhasil mencapai tujuan dan semua terbayarkan dengan lukisan nyata negeri ini. Terima kasih Tuhan atas Anugerah ini, bantu kami menjaga alam ini Tuhan. Kami tak relakeindahan ini dirusak, kami tak ingin anak cucu kami mendapatkan sisa-sisa puing kehancuran. Lestari Negeriku